Dana darurat adalah uang yang dipersiapkan untuk bisa ditarik setiap saat dalam kondisi darurat.
Dana darurat memiliki beberapa ciri, yang membedakan dengan jenis investasi lain, yaitu 1) disiapkan secara khusus, disimpan dan tidak diganggu gugat; 2) dikumpulkan dari penghasilan bulanan secara rutin; 3) uang bisa dicairkan secara cepat dalam kondisi darurat.
Dana yang dipersiapkan untuk tujuan tertentu, lalu disimpan secara aman, tidak digunakan untuk kepentingan selain saat menghadapi kondisi darurat.
Cara mempersiapkan Dana Darurat adalah mengumpulkan dari penghasilan bulanan secara rutin untuk bisa mencapai target yang sudah ditentukan.
Sesuai dengan tujuannya dibentuk, Dana Darurat harus bisa cepat dicairkan saat terjadi kondisi darurat. Kondisi darurat menuntut kecepatan untuk bisa mengantisipasi situasi emergency.
Pandemi Covid-19 adalah contoh nyata kondisi darurat dimana penghasilan bulanan yang selama ini rutin Anda terima tiba – tiba hilang karena proyek yang berhenti, order yang ditunda atau bahkan PHK, sementara pengeluaran rutin tidak bisa dihentikan ataupun bisa hanya sebagian kecil. Akibatnya, ada mismatch antara penghasilan dan pengeluaran, yang untuk sementara waktu sampai kondisi ekonomi membaik, Anda menggunakan Dana Darurat untuk mengatasi mismatch tersebut.
Diluar pandemi sekarang yang memang cukup ekstrim, kondisi umum yang membutuhkan Dana Darurat adalah ekses saat biaya berobat di rumah sakit, terutama jika Anda atau anggota keluarga ada yang perlu dirawat.
Meskipun sudah punya asuransi kesehatan, tetapi biaya rumah sakit seringkali melebihi limit asuransi, yang menyebabkan Anda harus membayar eksesnya.
Intinya, dana darurat Anda butuhkan saat ada kebutuhan tiba – tiba, harus cepat diselesaikan, dalam jumlah besar, yang tidak cukup hanya dari gaji bulanan.
Seiring kemajuan teknologi, saat ini pekerja lepas, freelancer, muncul sebagai salah satu bidang pekerjaan yang banyak dijalani orang, terutama kaum muda milenial.
Berbeda dengan pekerja kantoran, yang penghasilan per bulan relatif stabil dan bisa ditakar, penghasilan pekerjaan lepas relatif fluktuatif karena based-on project, dan order.
Untuk menghadapi fluktuasi penghasilan, pekerja lepas perlu punya buffer Dana Darurat agar kebutuhan hidup bisa tetap dijaga meskipun saat tidak ada penghasilan atau saat projek sepi, serta menunggu projek baru.
Pandemi menunjukkan bahwa kejadian tidak terduga, kondisi darurat, berskala besar dan berlangsung lama, mungkin terjadi. Pelajaran ini meskipun berat mengingatkan kita akan pentingnya berjaga – jaga, salah satunya dengan memiliki Dana Darurat.
Perhitungan jumlah dana darurat ditentukan oleh pengeluaran per bulan dikali jumlah bulan.
Misalnya, 6 x pengeluaran per bulan atau yang lebih baik lagi 12 x pengeluaran per bulan, artinya jika terjadi sesuatu dengan penghasilan, misalnya amit-amit di PHK, Anda bisa bertahan selama paling tidak 6 bulan untuk mencari sumber penghasilan baru.
Dari penjelasan sebelumnya, Anda bisa melihat bahwa hitungan dana darurat ditentukan satu faktor penting, yaitu pengeluaran per bulan.
Semakin besar pengeluaran, semakin besar hitungan kebutuhan dana darurat. Penentuan pengeluaran per bulan menjadi penting.
Anda perlu mengecek berapa pengeluaran per bulan dan membagi ke dalam pos – pos untuk menentukan pengeluaran mana yang krusial, harus ada, dan mana yang tidak, nice to have, misal travelling. Pengeluaran yang tidak penting bisa ditunda dan fokus pada pengeluaran primer.
Berapa kalinya sebenarnya sangat tergantung pada kondisi masing – masing keluarga. Idealnya 12 x pengeluaran per bulan tapi tidak semua orang bisa mencapai target ini karena cukup besar dana yang harus disiapkan.
Saya pernah baca di salah perencana keuangan yang menyarankan sebagai berikut: Lajang 4 x pengeluaran bulanan; Menikah 6 x pengeluaran bulanan; Menikah, 1 anak 9 x pengeluaran bulanan; Menikah, 2 anak atau lebih / Wirausaha / Freelance 12 x pengeluaran bulanan.
Apabila Anda belum menikah dengan pengeluaran bulanan 5 juta rupiah, berarti kamu memerlukan 20 juta rupiah, tetapi, kalau bekerja freelance harus menyiapkan 60 juta rupiah sebagai Dana Darurat.
Tidak. Dana darurat dihitung dari berapa kali pengeluaran bulanan. Bukan dari gaji. Karena tujuan memiliki Dana darurat adalah mengcover pengeluaran bulanan
Sifat pekerjaan pekerja lepas yang tidak pasti membuat kemungkinan menghadapi kondisi darurat, misalnya proyek sepi, kehilangan job, menjadi lebih tinggi sehingga membutuhkan angka dana darurat yang lebih besar.
Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus kembali ke prinsip Dana Darurat yang dipersiapkan untuk kebutuhan tiba-tiba, langsung bisa ditarik dan mudah dicairkan. Saat memilih cara untuk menyimpan Dana Darurat harus memperhatikan pertimbangan ini.
Ada beberapa hal yang wajib diperhatikan. Instrumen tersebut sebaiknya memiliki fitur:
1) aman dan resiko rendah;
2) Likuid dan Mudah Dicairkan;
3) Mudah Diakses.
Fitur ini sejalan dengan tujuan dari Dana Darurat.
Karena tujuan dana darurat untuk berjaga – jaga, maka instrumen yang dipilih harus aman dengan resiko sangat rendah untuk memastikan saat uangnya dibutuhkan dalam kondisi utuh. Bisa dibayangkan jika ditanam di saham, yang harganya selalu berfluktuasi setiap hari, saat dibutuhkan nilai dana darurat sedang anjlok.
Kembali lagi karena tujuannya adalah untuk mengcover kebutuhan yang mendadak, uang dana darurat harus bisa dicairkan secepat mungkin, tanpa proses yang panjang. Bisa dibayangkan jika dana darurat ditempatkan dalam bentuk obligasi yang hanya bisa ditarik saat jatuh tempo, saat kebutuhan mendadak datang, uang tidak dicairkan.
Simpanan untuk Dana darurat harus bisa diakses dengan mudah, misalnya cukup via online, agar bisa digunakan dengan cepat.
Instrumennya adalah: 1) Tabungan 2) Deposito; 3) Reksadana Pasar Uang dan 4) Emas
Tabungan dan Deposito karena dijamin oleh Pemerintah lewat Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) untuk simpanan maksimum sebesar Rp 2 M.
Reksadana adalah investasi atas berbagai portofolio yang dikelola oleh Manajer Investasi.
Reksadana Pasar Uang adalah salah satu jenis yang khusus melakukan penempatan di instrumen pasar uang, yaitu: Deposito Berjangka, Sertifikat Deposito (Negotiable certificates of Deposit), Surat Berharga Pasar Uang, Surat Pengakuan Hutang, Sertifikat Bank Indonesia, Surat Berharga Komersial (Commercial Paper) yang telah diperingkat oleh perusahaan pemeringkat efek, Obligasi yang jatuh temponya kurang dari 1 (satu) tahun dan instrumen pasar uang lainnya.
Berikut ini adalah Prospektus Reksadana Pasar Uang yang dikelola oleh Schroders, yang didalamnya bisa dilihat cara kerja dan investasi portofolio jenis Reksadana ini:
Reksadana Pasar Uang memiliki resiko yang paling rendah (diantara jenis Reksadana lain) dan memberikan keuntungan lebih tinggi dari tabungan dan deposito.
Mudah dicairkan, maksimum 3 hari sejak perintah penjualan, dana dari Reksa Dana masuk rekening tabungan yang ditunjuk.
Mudah diakses lewat online di berbagai platform Reksadana, seperti Indopremier, Bareksa, dan bahkan sudah tersedia di jaringan e-commerce Tokopedia dan Bukalapak.
Sangat terjangkau, bisa mulai dari Rp 100 ribu di berbagai platform Reksadana Online, seperti Indopremier dan Bareksa.
Salah satunya dengan merujuk pada peringkat Reksadana yang dirilis oleh beberapa lembaga setiap tahun. Salah satu contoh adalah peringkat Reksadana Kinerja 5 Tahun dari Harian Kontan dan Infovesta, berikut ini:
Meskipun resikonya kecil, Reksadana Pasar Uang tetap punya resiko karena tidak dijamin oleh Pemerintah. Resiko Reksadana Pasar Uang bersumber dari kemungkinan gagal bayar di investasi instrumen pasar uang yang tidak dijamin pemerintah, misalnya obligasi swasta, obligasi pemerintah.
Reksadana Pasar Uang Syariah melakukan penempatan pada:
(i) instrumen pasar uang syariah dalam negeri yang mempunyai jatuh tempo tidak lebih dari 1 tahun; dan /atau
(ii) Efek Syariah Berpendapatan Tetap yang diterbitkan dengan jangka waktu tidak lebih dari 1 tahun dan/atau sisa jatuh temponya tidak lebih dari 1 tahun, yang diperdagangkan di Indonesia; dan/atau
(iii) deposito syariah
Sekarang sudah ada tabungan emas online, antara lain dari Antam dan Pegadaian, yang memudahkan orang membeli emas secara mudah, terjangkau, aman secara online.
Sangat terjangkau, bisa mulai dari Rp 5,000 di Pegadaian Online.
a) Proses beli dan jual emas menjadi sangat mudah karena dilakukan lewat aplikasi, tanpa perlu pergi ke kantor cabang, misalnya yang saya alami dengan Pegadaian Digital dan Brankas LM Antam.
b) Tidak ada resiko emas palsu. Dengan pembelian emas secara online, resiko pemalsuan hampir nol.
c) Resiko kehilangan emas lebih kecil karena dalam investasi emas online, fisik emas yang Anda beli langsung disimpan oleh tempat kita menabung emas online, yaitu Pegadaian atau Brankas Antam.
d) Proses perintah jual emas dilakukan secara online, tanpa perlu ke kantor cabang, dan dana hasil penjualan emas otomatis masuk rekening Anda dalam hari yang sama.
e) Minimum.investasi online sangat sangat terjangkau. Salah satu ecommerce menerima investasi emas mulai dari Rp 5000.
Dari pengalaman saya mencoba, berikut ini step by step-nya:
1) Unduh aplikasi tabungan emas, misalnya Pegadaian atau Brankas LM (Logam Mulia) Antam.
2) Buka tabungan investasi dengan datang ke kantor cabang. Untuk pembukaan pertama wajib datang dan bertatap muka untuk tanda tangan dan menyerahkan dokumen KTP
3) Setelah rekening tabungan emas dibuka , bisa mulai melakukan investasi emas
4) Pembelian dilakukan dengan memilih jumlah gram emas yang Anda inginkan dalam aplikasi, lalu membayar ke rekening virtual account yang disediakan oleh penyelenggara.
5) Setelah pembayaran selesai, jumlah kepemilikan emas terupdate di aplikasi
6) Penjualan emas cukup dilakukan via aplikasi dan uang penjualan masuk ke rekening tabungan yang sudah Anda daftarkan di awal.
Emas menjadi instrumen yang sudah dikenal banyak orang, tetapi bukan berarti resiko emas adalah nol.
Ada resiko spread harga beli dan jual saat Anda melakukan transaksi emas, dimana spread ini cukup besar sehingga jika Anda melakukan jual beli emas malah bisa rugi.
Contohnya, saat Mei 2020, saya cek di Pegadaian,
Harga Jual: Rp 8.950;
Harga Beli: Rp 8.680.
Artinya jika beli di hari tersebut, Anda bayar Rp 8,950 per gram, sementara jika jual di hari yang sama Anda terima Rp 8,680 per gram.
Anda menghadapi resiko kerugian atas selisih harga jual dan harga beli tersebut, terutama jika transaksi dilakukan dalam jangka pendek.
Secepatnya !
Dana Darurat adalah salah satu prioritas utama dalam perencana keuangan keluarga yang sehat.
Bahkan sebenarnya, sebelum melakukan investasi, Anda harus punya Dana Darurat terlebih dahulu supaya jika investasi gagal, Anda masih punya backup.
Jangan khawatir.
Yang paling penting segera mulai menabung untuk Dana Darurat. Tidak ada kata terlambat, makin cepat makin baik.
Cek lagi cash flow, penghasilan minus pengeluaran bulanan, untuk melihat terutama mana pengeluaran yang bisa dihemat untuk bisa ditabung ke Dana Darurat.
Gunakan penghasilan tahunan seperti THR, bonus atau tunjangan tahunan untuk mengejar pengumpulan dana darurat. Anda harus berani mengurangi pengeluaran dan menyisihkan untuk DD.
Alasan Pertama, tidak bisa menabung, penghasilan habis untuk konsumsi setiap bulan.
Alasan Kedua, bisa menyisihkan penghasilan, tetapi uang diinvestasikan ke instrumen dengan return tinggi (resikonya tinggi) yang tidak cocok dengan kebutuhan Dana Darurat.
Pertama, mengecek cash-flow bulanan, pemasukan dan pengeluaran, untuk menentukan cara meningkatkan DD, misalnya dengan mengurangi beberapa pos – pos pengeluaran yang tidak penting.
Kedua, melihat kembali cash-flow tahunan, apakah ada penghasilan tahunan yang bisa dialokasi untuk DD.
Ketiga, menyusun laporan aset dan kewajiban rumah tangga untuk mengetahui aset apa yang bisa dijual atau dilikuidasi untuk menambah DD. Misalnya, properti, barang – barang kuno dan lain – lain yang masih punya nilai dan bisa diuangkan.
Idealnya, jika sudah berkeluarga, masing masing suami dan istri memiliki dana darurat 1 bulan pengeluaran yang bisa diakses langsung.
Tujuannya, jika terjadi kejadian yang benar – benar emergency, yang sampai membuat suami atau istri tidak bisa mengakses dana darurat, sudah ada persiapan untuk sementara waktu.
Salah satu pengeluaran dalam rumah tangga adalah pembayaran cicilan angsuran hutang. Biasanya dalam kondisi normal pembayaran hutang menjadi prioritas karena kita tidak ingin mempunyai masalah dengan perbankan atau lembaga keuangan.
Tapi di era Pandemi Covid-19, pemerintah dan OJK sudah mengeluarkan kebijakan restrukturisasi pinjaman untuk debitur terdampak Corona demi meringankan beban pembayaran kredit. Kebijakan restrukturisasi bisa dimanfaatkan untuk sementara, sehingga tersedia tambahan dana karena pengeluaran untuk pembayaran hutang bisa ditunda.